Budi yang masih polos bertanya pada papanya, "Papa, kok di dada mama ada dua buah balon ya?"
Papanya yang tidak mau repot menjawab pertanyaan Budi seenaknya menjawab, "Iya nak, nanti kalau mama meninggal, balon itu bisa ditiup supaya dia mudah terbang ke surga."
Dua hari kemudian, papanya Budi yang sedang kerja di kantor ditelpon oleh Budi.
"Papa...papa...." kata Budi sambil sesenggukan.
"Kenapa nak? Kok kamu nangis sedih gitu?"
"Mama mau meninggal..."
"HAH?! Kenapa??" (sambil bergegas bersiap pulang ke rumah).
"Iya... tadi mama dipangku sama om Beni di rumah sebelah, trus om Beni niup balonnya Mama..... dan mama napasnya merintih sambil berdoa,"OH TUHAN...... AKU HAMPIR SAMPAI...!!!!!" "
"...???"
Papanya yang tidak mau repot menjawab pertanyaan Budi seenaknya menjawab, "Iya nak, nanti kalau mama meninggal, balon itu bisa ditiup supaya dia mudah terbang ke surga."
Dua hari kemudian, papanya Budi yang sedang kerja di kantor ditelpon oleh Budi.
"Papa...papa...." kata Budi sambil sesenggukan.
"Kenapa nak? Kok kamu nangis sedih gitu?"
"Mama mau meninggal..."
"HAH?! Kenapa??" (sambil bergegas bersiap pulang ke rumah).
"Iya... tadi mama dipangku sama om Beni di rumah sebelah, trus om Beni niup balonnya Mama..... dan mama napasnya merintih sambil berdoa,"OH TUHAN...... AKU HAMPIR SAMPAI...!!!!!" "
"...???"
0 komentar:
Posting Komentar